Minggu, 23 Agustus 2015

menganalisis cerpen "juru masak"





Analisis cerpen juru masak
A.Unsur Intrinsik
1.Judul : Juru Masak
2. Tema : keahlian
3.Setting :
a.Waktu :
Beberapa tahun lalu hari pertama perhelatan : (Beberapa tahun lalu, pesta  perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang digelar dengan menyembelih tigabelas ekor kambing dan berlangsung selama tiga hari)

Ketika keluarga mempelai pria tiba : (di hari pertama perhelatan, ketika rombongan keluarga mempelai pria tiba

Kini : (Azrial kini sudah jadi juragan, punya enam Rumah Makan dan duapuluh empat anak buah yang tiap hari sibuk melayani pelanggan.)
Sejak dulu : (Sejak dulu, orang-orang Lareh Panjang yang kesulitan uang selalu  beres di tangannya, mereka tinggal menyebutkan sawah, ladang atau tambak ikan sebagai agunan, dengan senang hati Mangkudun akan memegang gadaian itu)

Sejak ibunya meninggal : (sejak ibunya meninggal, ayahnya itu sendirian saja di rumah, tak ada yang merawat)

Setelah itu : (setelah itu mereka berbalik meninggalkan helat, bahkan ada yang  belum sempat mencicipi hidangan tapi sudah tergesa pulang.)
Dua hari sebelum kenduri berlangsung : (Dua hari sebelum kenduri berlangsung, Azrial, anak laki-laki Makaji, datang dari Jakarta. Ia pulang untuk menjemput Makaji)
b.Tempat :
Lareh Panjang : (juru masak nomor satu di Lareh Panjang ini.)
 c.Latar Suasana :
Kecewa : (Keluarga mempelai pria merasa dibohongi oleh keluarga mempelai wanita yang semula sudah berjanji bahwa semua urusan masak-memasak selama kenduri berlangsung akan dipercayakan pada Makaji,)

Bingung : (ketika rombongan keluarga mempelai pria tiba, Gulai Kambing, Gulai  Nangka, Gulai Kentang, Gulai Rebung dan aneka hidangan yang tersaji ternyata  bukan masakan Makaji)
Kesal : (“Kalau besok Gulai Nangka masih sehambar hari ini, kenduri tak usah dilanjutkan!” ancam Sutan Basabatuah, penghulu tinggi darikeluarga Rustamadji.)

Sedih : (dengan berat hati Azrial melupakan Renggogeni. Ia hengkang dari kampung, pergi membawa luka hati.)
Bangga : (Berkat kegigihan dan kerja keras selama bertahun-tahun, Azrial kini sudah  jadi juragan, punya enam Rumah Makan dan duapuluh empat anak buah yang tiap hari sibuk melayani pelanggan.)

Semarak : (Kenduri di rumah Mangkudun begitu semarak )
Menyesal : (“Ah, menyesal kami datang ke pesta ini!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar